Hallo world :)
Senang berjumpa lagi, setelah lebih dari setahun mungkin susah untuk log in aplikasi ini, email lama kadaluarsa dan mengurus email pengganti dan akhirnya. Sebagai sarana publik untuk menyebarkan dan mengeluarkan opini opini yang mungkin bisa kalian pahami dari cara berfikirku yang kebanyakan orang bilang 'aneh'. Ahahaa terserah sih ya pendapat kalian apa. Cuma ingatkan aku jika aku salah, tegurlah aku jika aku keliru yaa :)
Dalam kurun waktu sekian tentu ada banyak hal yang telah terlewatkan. Ada banyak hal tentang petualangan, penambilan keputusan, kebersamaan, sakit, susah, senang, peluang, harapan, pertemuan, perpisahan, ujian, tantangan dan lain sebagainnya yang banyak macamnya itu setiap orang punya cerita. Nah ini salah satunya yang aku bagi terlebih dahulu. Tentang sebuah tulisan yang pernah aku muat dalam event 'Cerita PMI ku' pertengahan tahun ini yang sangat berharap mendapat hadiah 20 orang pengirim pertama, dan aku mendapatkannya yeeyyy :D
Bercerita tentang kesadaran dalam menolong sesama. Yang diperankan oleh 'aku' yang walaupun seorang tenaga kesehatan pun belom pernah donor darah -karna berat badannya kurang- sedang disekitarnya ada beberapa orang yang datang karena membutuhkan 'darah' untuk keluarganya. Cek aja langsung deh, dan tanyakan pada dirimu sendiri pernahkan kamu berkorban/berjuang untuk sesama walaupun itu bukan orang yang kamu kenal? Kalau belum tanyakan pada dirimu sendiri kenapa, dan maukah kamu mencoba menolong sesama? Kalau sudah bukan yang terakhir kamu melakukannya kan, karna masi banyak yang perlu kita lakukan untuk menolong sesama. Jika hidupmu berlalu begitu saja tanpa memberi makna untuk sesama, lalu untuk apa ?
Cek t
Seruan Hati
Suatu sore di bulan Juli tahun 2013, ada seorang ibu muda yang datang ke Laboratorium Klinik tempat aku bekerja hendak memeriksa golongan darahnya. Ibu muda itu bercerita dia membutuhkan darah bergolongan A untuk ibunya yang harus menunda operasi pengangkatan kanker serviks karena stok darah di PMI saat itu kosong. Memang bulan itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga sebagian orang lebih fokus ke ibadah puasa dan takut membatalkan puasa karena donor darah, katanya.
Disini, hati kecilku berbisik. Aku berlatar belakang kesehatan tentu tahu seluk beluk tentang donor darah, apa lagi pernah PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) di PMI cabang daerah. Tapi aku belum pernah sama sekali donor darah, sedang di luar sana banyak orang yang membutuhkan bantuan darah. Hatiku belum benar benar terpanggil, masih beralasan berat badanku diambang bataslah, bulan puasalah dan lainnya.
Beberapa hari kemudian datanglah lagi ibu paruh baya membawa anak anaknya hendak memeriksa golongan darah juga. 'Menantu saya akan bersalin, tapi karena suatu hal dokter manyarankan untuk melakukan operasi sesar sehingga membutuhkan stok darah. Karena di PMI sedang kosong untuk golongan darah A nya, semoga golongan darah saya atau anak saya ada yang cocok', ucapnya bercerita. Dari hasil pemeriksaan kedua anaknya bergolongan darah A, mereka senang sekali dan antusias ke PMI setelah itu.
Karena penasaran akhirnya aku membuka web resmi dari PMI, memang stok darah sedikit dan golongan darah A sedang kosong. Dan disinilah hatiku berseru, 'Bukankah golongan darahmu juga A, banyak orang di luar sana yang membutuhkan pertolongan entah itu karena operasi, kecelakaan, kelainan darah dll. Lalu bagaimana jika hal itu terjadi padamu, ayah, ibu, saudara, teman, kerabat dan lainnya tentu harus segera mendapat pertolongankan.'
18 Agustus 2013, setelah membulatkan tekat, berusaha menaikkan berat badan diatas 45 kg dan diantar seorang teman sampailah aku di PMI Kramat Raya. Mengikuti proses donor darah seperti lainnya mengisi formulir lalu menunggu sesuai antrian. Pada saat di panggil petugas formulir, lalu dia memintaku menimbang ulang berat badan di timbangan yang tersedia dan melaporkan kembali padanya. 47 kg dan diperbolehkan melanjutkan proses pemeriksaan. Setelah lolos dari pemeriksaan sekarang pengambilan darah untuk donor dengan jarum ukuran 18sebanyak volume kantung darah yang paling kecil 250 cc saja. Lucunya aku yang terbiasa mengambil datar diambil darah disini. Meskipun reaksi tubuh tiap orang berbeda setelah donor darah untungnya waktu itu aku tidak sampai mengalami efek yang ekstrim jadi tetap bisa aktif seperti biasa.
Memang kesadaran diri akan kepedulian terhadap orang lain perlu dipupuk dari kecil , banggku sekolah dan lingkungan sekitar. Setiap orang diciptakan berdeda beda dengan ragam pola pikir yang berbeda pula. Tak jauhlah contohnya, aku yang mempunyai latar belakang kesehatanpun baru terdorong setelah sekian peristiwa yang menggerakkan hatiku untuk donor darah. Meskipun begitu tujuan hidupku adalah membantu orang lain, meringankan bebannya. Ayo mari kita tingkatkan kepedulian kita pada sesama, dengan donor darah salah satunya. Bukankah hidup akan lebih bernakna jika kita bisa membantu sesama ;)
Senang berjumpa lagi, setelah lebih dari setahun mungkin susah untuk log in aplikasi ini, email lama kadaluarsa dan mengurus email pengganti dan akhirnya. Sebagai sarana publik untuk menyebarkan dan mengeluarkan opini opini yang mungkin bisa kalian pahami dari cara berfikirku yang kebanyakan orang bilang 'aneh'. Ahahaa terserah sih ya pendapat kalian apa. Cuma ingatkan aku jika aku salah, tegurlah aku jika aku keliru yaa :)
Dalam kurun waktu sekian tentu ada banyak hal yang telah terlewatkan. Ada banyak hal tentang petualangan, penambilan keputusan, kebersamaan, sakit, susah, senang, peluang, harapan, pertemuan, perpisahan, ujian, tantangan dan lain sebagainnya yang banyak macamnya itu setiap orang punya cerita. Nah ini salah satunya yang aku bagi terlebih dahulu. Tentang sebuah tulisan yang pernah aku muat dalam event 'Cerita PMI ku' pertengahan tahun ini yang sangat berharap mendapat hadiah 20 orang pengirim pertama, dan aku mendapatkannya yeeyyy :D
Bercerita tentang kesadaran dalam menolong sesama. Yang diperankan oleh 'aku' yang walaupun seorang tenaga kesehatan pun belom pernah donor darah -karna berat badannya kurang- sedang disekitarnya ada beberapa orang yang datang karena membutuhkan 'darah' untuk keluarganya. Cek aja langsung deh, dan tanyakan pada dirimu sendiri pernahkan kamu berkorban/berjuang untuk sesama walaupun itu bukan orang yang kamu kenal? Kalau belum tanyakan pada dirimu sendiri kenapa, dan maukah kamu mencoba menolong sesama? Kalau sudah bukan yang terakhir kamu melakukannya kan, karna masi banyak yang perlu kita lakukan untuk menolong sesama. Jika hidupmu berlalu begitu saja tanpa memberi makna untuk sesama, lalu untuk apa ?
Cek t
Seruan Hati
Suatu sore di bulan Juli tahun 2013, ada seorang ibu muda yang datang ke Laboratorium Klinik tempat aku bekerja hendak memeriksa golongan darahnya. Ibu muda itu bercerita dia membutuhkan darah bergolongan A untuk ibunya yang harus menunda operasi pengangkatan kanker serviks karena stok darah di PMI saat itu kosong. Memang bulan itu juga bertepatan dengan bulan Ramadhan, sehingga sebagian orang lebih fokus ke ibadah puasa dan takut membatalkan puasa karena donor darah, katanya.
Disini, hati kecilku berbisik. Aku berlatar belakang kesehatan tentu tahu seluk beluk tentang donor darah, apa lagi pernah PKL ( Praktek Kerja Lapangan ) di PMI cabang daerah. Tapi aku belum pernah sama sekali donor darah, sedang di luar sana banyak orang yang membutuhkan bantuan darah. Hatiku belum benar benar terpanggil, masih beralasan berat badanku diambang bataslah, bulan puasalah dan lainnya.
Beberapa hari kemudian datanglah lagi ibu paruh baya membawa anak anaknya hendak memeriksa golongan darah juga. 'Menantu saya akan bersalin, tapi karena suatu hal dokter manyarankan untuk melakukan operasi sesar sehingga membutuhkan stok darah. Karena di PMI sedang kosong untuk golongan darah A nya, semoga golongan darah saya atau anak saya ada yang cocok', ucapnya bercerita. Dari hasil pemeriksaan kedua anaknya bergolongan darah A, mereka senang sekali dan antusias ke PMI setelah itu.
Karena penasaran akhirnya aku membuka web resmi dari PMI, memang stok darah sedikit dan golongan darah A sedang kosong. Dan disinilah hatiku berseru, 'Bukankah golongan darahmu juga A, banyak orang di luar sana yang membutuhkan pertolongan entah itu karena operasi, kecelakaan, kelainan darah dll. Lalu bagaimana jika hal itu terjadi padamu, ayah, ibu, saudara, teman, kerabat dan lainnya tentu harus segera mendapat pertolongankan.'
18 Agustus 2013, setelah membulatkan tekat, berusaha menaikkan berat badan diatas 45 kg dan diantar seorang teman sampailah aku di PMI Kramat Raya. Mengikuti proses donor darah seperti lainnya mengisi formulir lalu menunggu sesuai antrian. Pada saat di panggil petugas formulir, lalu dia memintaku menimbang ulang berat badan di timbangan yang tersedia dan melaporkan kembali padanya. 47 kg dan diperbolehkan melanjutkan proses pemeriksaan. Setelah lolos dari pemeriksaan sekarang pengambilan darah untuk donor dengan jarum ukuran 18sebanyak volume kantung darah yang paling kecil 250 cc saja. Lucunya aku yang terbiasa mengambil datar diambil darah disini. Meskipun reaksi tubuh tiap orang berbeda setelah donor darah untungnya waktu itu aku tidak sampai mengalami efek yang ekstrim jadi tetap bisa aktif seperti biasa.
Memang kesadaran diri akan kepedulian terhadap orang lain perlu dipupuk dari kecil , banggku sekolah dan lingkungan sekitar. Setiap orang diciptakan berdeda beda dengan ragam pola pikir yang berbeda pula. Tak jauhlah contohnya, aku yang mempunyai latar belakang kesehatanpun baru terdorong setelah sekian peristiwa yang menggerakkan hatiku untuk donor darah. Meskipun begitu tujuan hidupku adalah membantu orang lain, meringankan bebannya. Ayo mari kita tingkatkan kepedulian kita pada sesama, dengan donor darah salah satunya. Bukankah hidup akan lebih bernakna jika kita bisa membantu sesama ;)